Paket Ramadhan Spesial atau biasa disingkat PARAS adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok tercinta. PARAS dilaksanakan untuk mengisi kegiatan siswa di bulan Ramadhan yang penuh ampunan dan penuh kerjaan (sejatinya bagi saya). Tahun 1429 H ini, PARAS mengusung nama "Starlight" yang kayaknya sih kepanjangannya "Semangati Bulan Ramadhan melalui Iman yang Menggebu di Hati" dan berlangsung selama 5 Hari (Tanggal 8-12 Ramadhan 1429H / 8-12 September 2008) di lapangan sekolah
kembali ke masa dimana saya masih kelas x
Waktu itu lagi rapum rohays, dan suddenly abang kita yang tercinta Fiqri Paturahman memanggil 5 nama kelas x untuk dibawa ke ruangan lain. Which is Arif G. (a.k.a Gusa), Rasyiddin A. (a.k.a Azhar), Alham F.A. (a.k.a Ajay), Danar P.H. (a.k.a Prestasi), dan Rama D.P (a.k.a saya). Kita berlima dibawa oleh dua abang yang lain which is bang adam dan bang faris ke depan perpus (dulu masih perpus lama, belum direnov). Sebenarnya sudah terbayang bahwa salah satu dari kita akanmenerima amanah besar untuk menjadi, KETUA PARAS.
tapi, kenapa yang jadi ketua paras itu malah M. Adib R. (a.k.a Ajip)??
Jadi, dari musyawarah kita berlima, nggak ada satupun yang bersedia jadi ketua dengan berbagai alasan. Sampe waktu yang ditentukan pun (waktu itu Adzan Ashar) kita nggak berhasil mendapatkan satu nama untuk ketua. Singkat cerita, Ajip (yang sudah shalat) lewat dan bertanya kenapa kita ngumpul-ngumpul disitu. Ajip yang menjabat sebagai Rohis Underground (Yang suka ikut membantu kegiatan Rohis, tapi bukan pengurus Rohis), ikut duduk ngumpul sama kita, yang seharusnya nggak boleh, karena itu forum tertutup (tapi masa sih kita usir?!). Singkat cerita, nggak tau kenapa malah Ajip yang jadi ketua.
Bagaimana nasib kelima kandidat yang lain?
Azhar jadi wakil, Prestasi jadi Sekre 1, Ajay jadi Sekre 2, Saya jadi PJ PHDD, dan Gusa jadi dan lagi-lagi jadi PJ Dana (yang tadinya pengen banget sie. Perlap)
*****eh, pada hari itu juga ada pengumuman OSP, dan saya lolos ke OSN! hahahaha*****
Kelanjutan ceritanya, Kor-wat PHDD itu: Ditha. dan setelah Staffing (dengan cara yang aneh) PHDD punya anggota: Faadhil, Aryl, Galih, Intan, Siti (kelas X) dan Arifin, Azul, Rivan, Taning, Nanda, Arina, Fada (Kelas XI). Berminggu-minggu lamanya bahkan sampai kenaikan kelas, PHDD terbengkalai karena kesibukan saya untuk fokus dulu mengikuti OSN (lho). Dengan cara membuat selebaran jobdesk kepada seluruh anggota, saya meninggalkan mereka semua ke Makassar.
Pas pulang dari Makassar saya seneng banget ternyata mereka semua kerja tanpa adanya saya! Faadhil ngadain rapat, yang akhwat bikin pamflet, dll. lalu, saya dapet juga anggota baru dari kelas X yang baru masuk. Which is Andhika (a.k.a anaknya bu eka), Faruqi (a.k.a. FARUQI?UQI), Wildan (a.k.a adenya kak Ulya), Zaky, Iqbal (yang keduanya selalu bersama) dan 5 anggota akhwat yang saya tidak tahu namanya (maap ya, itu urusan akhwat).
Tugas PHDD ikhwan juga banyak, kayak bikin pin panitia yang (dengan baik hatinya) dikerjakan selama berjam-jam oleh Arina dan Fada (eh, itu akhwat) dan dipesan oleh kedua abang (yang santun perangainya), Rivan dan Taning. Ada lagi, bikin spanduk (Desain oleh Aryl dan pemesanan oleh Fiqi_Dekor dan Ganjar_Dana), bikin nametag panitia yang di desain (lagi-lagi) oleh Aryl dan dicetak oleh Tandika yang baik hati secara gratis, bikin buku panduan (paling nyesek), nyari kamera+handycam (oleh baba dan uqi), dll. Spanduk yang sudah dicetak pun ternyata ada yang salah. Kata-kata "Neno Warisman" malah tercetak "Nino Warisman"! Tidaaaaaaak!!
Ngomong-ngomong soal buku panduan, nyesek banget kejadiannya. Dimulai dengan TOR yang udah dibuat oleh anak acara (Umar, Wilda, dkk) dengan secara tidak sengaja dihilangkan oleh salah seorang diantara Azul dan Nanda. Dilanjutkan dengan Desain background oleh (lagi, lagi dan lagi) Aryl, serta editing oleh Wildan, juga pemantauan oleh Abang PJ PHD tahun lalu, Arifin. sesudah buku panduannya fix kita cari percatakan yang paling murah dan kita dapatkan percetakan ****** (disensor untuk menjaga nama baik perusahaan). Di percetakan itu saya (yang diantar tiga kali oleh Umar, Ajip dan Gusa) membuat perjanjian dengan percetakan (saat H-4 acara) untuk mencetak only cover (dengan desain baru oleh Aryl lagi) karena kalau beserta isinya, banget mahal. Semua itu diselesaikan hari Sabtu siang!
Singkat cerita, Sabtu siang (H-2 acara) yang telah dijanjikan itu pun datang. Pun akhirnya saya menelepon percertakan tersebut. Dengan amat sedih hati dan jiwa yang teriris, percetakan itu ternyata belum mencetaknya, mereka bilang, baru bisa diambil hari senin pagi. What the Hell si Percetakan itu Talking About! itu hari H!! saya terus memaksa dengan alasan kita sudah bikin perjanjian untuk diselesaikan hari Sabtu siang, dan ingat saudara-saudara! itu hanya cover! tidak dengan isinya!! apa yang terjadi jikalau bilamana itu terjadi? (alah)
Sampai malam sesudah shalat tarawih (yang saya terus berdo'a diberikan penyelesaian masalah oleh Allah), saya terus menelepon dan memaksa (tapi dengan bahasa saya yang halus itu lho) agar bisa diselesaikan secepatnya, bukan hari senin. Percetakan itu berjanji akan menelepon saya 5 menit lagi. Gerak-gerik saya yang terlihat sangat kebingungan dan terpuruk itu pun terlacak oleh keberadaan kedua orang tua saya. Akhirnya, setelah saya curhat, bapak berkata, ia punya teman yang punya percetakan. Namun tapi, hal itu tidak mungkin terlaksana dikarenakan waktu yang sangat sempit. Akhirnya setelah berdiskusi dengan kedua orang tua saya (dan percetakan itu tidak menelepon saya), akhirnya pada malam itu juga saya ditemani kedua orang tua saya pergi ke percetakan tersebut diatas untuk memohon kebaikan hati si tukang cetak. Singkat cerita lagi, percetakan itu bersedia menyelesaikannya besok siang (minggu). Alhamdulillah. Saya pun terus berdoa agar buku panduan bisa selesai tepat pada waktunya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Keesokan harinya, pagi-pagi pukul 8, saya ditelepon oleh percetakan bahwa cover sudah selesai. Setelah cover diantarkan kepada saya (oleh bapak saya), saya pun (ditemani oleh Umar) mencari tukang fotocopy isi buku panduan yang direkomendasikan oleh kak Ahyana Rizky P. (a.k.a murobi/aris) sie. Dana. Saya membuat perjanjian lagi bahwa fotocopy akan selesai nanti malam. Malam itu saya datang ke tukang fotocopy. Lagi-lagi janji tinggal janji, proyek tersebut ternyata belum selesai. Akhirnya, dia berjanji ini semua akan selesai besok pagi (Nggak apa-apa deh, besok hari-H).
HARI PERTAMA PARAS...
Shubuh-shubuh setelah pulang dari masjid, saya pergi ke tukang fotocopy-an dan langsung ke SMANSA. Ternyata do'a saya dikabulkan. Buku panduan (benar-benar) selesai tepat pada waktunya dan akhirnya berhasil dibagikan. Sebenarnya agak kecewa juga karena proses penjilidan si tukang fotocopy sangat amat begitu tidak rapih. Tapi ahamdulillah, masalah itu selesai! Hari itu (yang kala itu hati saya sangat dag dig dug tidak karuan karena acara tidak terasa sudah dimulai) saya menjalankan kewajiban sebagai PJ PHDD. Dibantu oleh squad squad saya kelas X, XI dan XII, semua berjalan lancar. Siang harinya saya ingin pergi ke Kober untuk memesan pin yang belum tercetak. Dengan kemurahan hati abang saya yang bernama Rivan (yang pula meminjam motor Gusa), kami pergi ke Kober. Sebenarnya sangat nggak enak hati ketika melihat sang abang di atas motor yang muka dan hatinya begitu sabar menunggu saya bertransaksi dengan mas-mas pin. Deik-detik terus melaju dan tak mau berhenti, tak terasa saya sudah diatas motor lagi dan pulang ke SMANSA. Sebenarnya di UI, gerimis turun dan kami berdua sangat takut dengan apa yang terjadi di sekolah. (Hujan? Tidaaak) Tapi ternyata nggak hujan kok.
HARI KEDUA PARAS...
Telat! (yang sampai saat ini denda itu belum saya bayar). Sesudah selesai proses absensi, saya (ditemani Faadhil yang indah senyumnya) pergi ke Kober untuk mengambil pin yang saya dan Rivan pesan. Kami sampai dan terkejut Toko tersebut masih tutup (wakwawww) karena masih pagi. Sementara kami menunggu toko tersebut buka dan selesai, kami melihat ratusan mahasiswa UI yang berlalu-lalang di depan kami. Kami berdua pun berbicara tentang kuliah dan universitas. Tanpa kami sadari seorang ibu-ibu datang ke arah kami dan mengemis. Dengan tidak mau riya, kami memberi haknya kepadanya. Setelah itu si Ibu bercerita tentang kehidupannya. Dengan muka sabar yang ditahan-tahan kami mendengar celotehan panjang Ibu itu.
HARI KETIGA PARAS...
Telat lagi! Hari itu hari terakhir untuk kelas X dan XI. Saya sangat sedih sekali, dikala kelima abang saya tercinta memohon untuk tidak diberikan tugas besok, karena dua hari kedepan mereka ingin menjadi peserta saja. Meski begitu seharusnya, saya melepas kepergian mereka dari genggaman tangan saya dengan sangat berat hati. Pada hari itu juga saya dan kesekian anggota saya mengganti nama "Nino" di spanduk dengan "Neno" (agar si pemilik nama tidak kesal) dengan cara seperi biasa, yaitu: tambal! Hari itu pula, ada buka puasa bersama kelas X dan XI. dengan teh yang amat sangat panas dan 3 kurma manis, saya berbuka puasa bersama kelas XI IA 2 (tapi enak kok cul!)
HARI KEEMPAT PARAS...
Lagi-lagi telat! Hari itu (Hari untuk kelas XII), hari yang paling ditakuti karena sejatinya kelas XII dari tahun ke tahun sering membuat masalah. Entah itu absensi, perizinan, dll. Apalagi untuk kelas XII diadakan mabit. Saya sudah tahu karena tahun lalu pun saya merasakan hal itu. Tapi, tahun ini saya sangat takut sekali, karena sayalah penanggungjawab urusan tersebut. Ditambah lagi, pada dua hari ini yang bekerja hanya panitia kelas X dan XI, karena kelima abang PHDD saya jadi peserta. Dan begitulah adanya, kelas XII membuat banyak masalah kecil dan besar! Malam harinya, setelah berbuka puasa (dengan teh yang suhunya sudah agak mendingan) kami PHDD masih terus menjaga absensi dan perizinan. Larut malamnya, dimana panitia yang lain sedang bekerja saya (dan juga Galih dan Faadhil) yang nakal pergi keluar ntuk mencari udara segar setelah penat di dalam mengurus kakak-kakak kelas XII yang sangat begitu amat susah diatur sekali. Kami bertiga berjalan-jalan dan makan bakso di parahyangan tanpa diketahui oleh Ketua kita yang terhormat. (Maap ya jip, sumpek banget)
HARI KELIMA PARAS...
Dimulai dengan sahur yang box makanannya kurang (Tapi PJ Konsumnya =Husnul= bertanggungjawab banget lho, kita dikasih uang buat beli makanan diluar) sampai begitu banyak cerita tentang kehidupan keras Faruqi, juga "Neno" Warisman yang datang pada hari itu (sial! kita nggak liat karena jatah waktu mandi), dll. Pada hari itu juga begitu banyak ucapan selamat karena PARAS tahun ini SUKSES! dan BERMANFAAT!
Terimakasih banyak saya ucapkan kepada ke-168 panitia (baik yang kerja ataupun yang tidak. hhe) yang telah dengan berliter-liter peluh keringat jatuh hanya untuk kesuksesan acara. Terutama seksi PHDD. Korwatnya (Dita), dan seluruh anggotanya (Faadhil, Galih, Aryl, Andhika, Faruqi, Iqbal, Zaky, Wildan, Arifin, Rivan, Azul, Taning, Nanda, Siti, Intan, Arina, Fada, dan 5 akhwat kelas X). Juga kepada seluruh guru dan karyawan sekolah yang telah membantu keberlangsungan acara. Peserta yang begitu antusias terhadap acara, dan semua pihak lain yang telah membantu. Semoga semua yang kita berikan dapat dibalas oleh Allah SWT. amin
*****eh, eh, eh, tugas PHDD ternyata masih banyak lho pasca hari-H (gubrak!)*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar